Jumat, 04 Maret 2016

Manajemen Agrobisnis Fakuktas Peternakan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Agrobisnis adalah suatu kegiatan usaha yang berkaitan dengan sektor agrobisnis, mencakup perusahaan-perusahaan pemasok input agrobisnis (upstream-slideindustries), penghasil (agricultural producing industries), pengolah produk agrobisnis (downs treams ide industries), dan jasa pengangkutan, jasa keuangan (agri-supporting industries). Agrobisnis adalah sifat dari usaha yang berkaitan dengan agrobisnis (agro-based industries) yang berorientasi pada bisnis, yaitu yang bertujuan untuk memperoleh keuntungan dengan subsistem-subsistem seperti hulu, onfarm, dan hilir (Fatah, 2007). Manajemen agrobisnis dapat diklasifikasikan menjadi beberapa macam kegiatan, yaitu manajemen produksi dalam usaha produksi, manajemen produksi dalam usaha penanganan dan pengelolaan produk, manajemen pemasaran dan distribusi produk, manajemen resiko, manajemen teknologi, serta manajemen kelembagaan pendukung agrobisnis. Kegiatan tersebut harus berjalan secara terintegrasi untuk menciptakan suatu usaha yang dapat berkelanjutan. Adanya usaha yang berkelanjutan akan mampu memberikan keuntungan yang signifikan. Berdasarkan hal tersebut, maka perlu diadakan praktikum lapangan untuk mengetahui berbagai macam perusahaan yang terjun di bidang agrobisnis sehingga dapat mengetahui sistem yang dijalankan di perusahaan tersebut. Bhumi Nararya Farmberlokasi di kaki Gunung Merapi, tepatnya di Dusun Kemirikebo, Girikerto, Turi, Sleman, Yogyakarta. Diatas tanah seluas sekitar 12.000 m2. Pak Didik mengembangkan usaha peternakan kambing dan domba dengan desain peternakan yang mampu menampung kambing dan domba lebih dari 2.000 ekor. Tujuan Praktikum Lapangan Tujuan dari praktikum lapangan Manajemen Agrobisnis adalah mempelajari tentang manajemen di dalam usaha agrobisnis yang meliputi pengadaan bahan baku, manajemen perencanaan dan pengawasan produksi. Metode Metode yang digunakan dalam praktikum lapangan Manajemen Agrobisnis adalah metode observasi dan wawancara. Metode observasi dilakukan dengan datang langsung ke lokasi perusahaan. Metode wawancara dilakukan melalui tanya jawab menggunakan daftar pertanyaan dengan salah satu staff perusahaan, yaitu Pak Tri. BAB II KEADAAN UMUM PERUSAHAAN Lokasi Perusahaan Bhumi Nararya Farmberlokasi di kaki Gunung Merapi, tepatnya di Dusun Kemirikebo, Girikerto, Turi, Sleman, Yogyakarta.Perusahaan yang memiliki luas tanah sekitar 12.000 m2ini dimiliki oleh Aprilia Respati Adi atau Pak Didik. Pak Didik mengatakan bahwa ia mengembangkan usaha peternakan kambing dan domba dengan desain peternakan yang mampu menampung kambing dan domba lebih dari 2.000 ekor ternak. Lokasi yang terdapat pada Bhumi Nararya beriklim sejuk. Kondisi lingkungan kandang berada jauh dari pemukiman. Keadaan lingkungan terlihat bersih dan memiliki sumber air yang cukup. Lokasi untuk mendirikan kandang kambing dan domba menurut Ernawati (2007), harus memenuhi persyaratan antara lain terpisah dari rumah, tidak berdekatan dengan bangunan umum (sekolah, tempat ibadah dan lain-lain) dan sumur, lokasi kandang lebih tinggi dari sekitarnya, pilihan tanah lebih mudah meyerap air, dan mudah mendapatkan air. Lokasi kandang menurut Widi (2007) harus diperhatikan secara makro (daerah) dan mikro (area). Secara makro, lokasi kandang harus dekat dengan sumber sarana produksi dan atau tempat pemasaran, sesuai dengan RUTR (Rencana Umum Tata Ruang) daerah setempat, dan berada dalam lingkungan yang mendukung, seperti sosial dan iklim. Secara mikro, kandang harus mudah dijangkau sarana transportasi sehingga menghemat biaya, dan terpisah dari pemukiman. Berdasarkan literatur lokasi bhumi nararya farm sudah ideal. Pentingnya pemilihan lokasi usaha atau industri menurut Widiati dan Kusumastuti (2013) yaitu terkait dengan dekatnya sumber bahan baku, ketersedian tenaga kerja, lokasi pasar, dan intensif khusus. Berikut peta lokasi dari Perusahaan Bhumi Nararya Farm adalah sebagai berikut : Gambar 1. Peta lokasi Bhumi Nararya Farm Keadaan Perusahaan Saat Ini Berdasarkan interview dengan pemilik peternakan di Bhumi Nararya Farm asal bakalan ternak berasal dari berbagai daerah seperti Bogor, Tegal, Magelang, Cilacap, Wonosobo, Klaten, Purworejo dan Australia. Pembelian ternak berasal dari peternak mandiri maupun di pasar hewan terdekat. Peternakan Bhumi Nararya juga memenuhi kebutuhan ternak bakalan melalui breeding yang dilakukan. Hal ini dilakukan karena Bhumi Nararya melihat adanya peluang pada penyediaan bakalan untuk penggemukan kambing maupun domba. Selama menjalan siklus usahanya Bhumi Naraya Farm kini berusaha menjalankan performa produksinya dengan menerapkan 4 aspek. Empat aspek tersebut yaitu penyedian kandang yang nyaman dan memadai, pengelolaan pakan yang berkualitas, perawatan kesehatan ternak, dan pengolahan limbah menjadi yang lebih bermanfaat. Hal tersebut dilakukan semata agar selama pemeliharaan ternak tidak lepas dari animal walfare. Animal walfare menurut RSPCA (Royal Society for the Prevention of Cruelty Against Animals) (2015). Kebebasan dari kelaparan dan kehausan, kebebasan dari ketidaksenangan, kebebasan dari kesakitan, bebas mengespresikan kebiasaannya, bebas dari ketakutan dan stres. Ternak dibeli dari beberapa daerah kemudian dianggkut menggunakan kendaraan berupa mobil pickup. Ada retribusi setiap pembelian ternak dari pasar hewan maupun kesrawan. Biaya retribusi yang biasa dikenakan untuk perizinan pengiriman ternak sejumlah Rp 3.000 hingga 5.000 tiap ternak Retribusi merupakan pajak yang dibayarkan untuk tiap proses transaksi ternak didaerah tertentu. Biaya retribusi berbeda-beda tergantung tempat. Aset perusahaan yang dimiliki oleh Bhumi Nararya berupa kambing dan domba yang jumlahnya mencapai 1300 ekor, gudang pakan, gudang peralatan, fermentor, pengolahan pakan, penampungan pupuk, drum pakan, chopper, mixer pakan, danpick up.Bhumi Nararya Farm memiliki standar harga kambing dan domba siap jual bedasarkan wawancara. Harga jual dari ternak yang ada di Bhumi Nararya Farm ini tergantung dari bangsa bobot serta jenis kelamin dan kondisi ternak saat penjualan. Harga ternak yang ada di Bhumi Nararya Farm terdapat pada Tabel 1. Tabel 1. Bobot badan dan harga ternak di Bhumi Nararya Farm No. Bangsa Bobot Badan (kg) Harga Keterangan 1 Persilangan Saanen Rp 1.500.000 Rp 20.000.000 Pejantan 2 Boer Rp 1.200.000 Rp 20.000.000 Pejantan 3 Merino Rp 1.300.000 4 DET Rp 3.000.000 5 Jawa Randu 1-2 juta rupiah 6 Senduro Rp 1.800.000 7 Garut 35kg Rp 1.500.000 Berdasarkan Tabel 1 dapat diketahui bahwa, harga ternak berbeda-beda tergantung pada bobot badan, bangsa, dan jenis kelamin. Domba Saanen betina dijual seharga Rp 1.500.000,00, sedangkan Saanen jantan dapat dijual sekitar Rp 12.500.000,00. Boer betina Rp 1.200.000,00 jantan Rp 20.000.000,00. Domba Garut dengan bobot badan 35 kg seharga Rp 1.500.000,00. Domba Merino jantan Rp 7.500.000,00 Senduro Rp 1.800.000,00. domba ekor tipis maupun domba ekor tebat Rp 1.300.000,00 dan Jawarandu sekitar Rp.1.000.000,00 sampai Rp 2.000.000,00. Proses pembayaran untuk membeli ternak dapat dilakukan secara langsung atau cash dengan daftar DP setengah kemudian ditransfer apabila dalam jumlah banyak dan kini yang paling modern pemesanan dilakukan via online melalui website resmi di laman bhuminararya.com. Jarak waktu pelunasan oleh pembeli disesuaikan dengan kesepakatan. Hal tersebut agar memudahkan proses transaksi dan menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Saat pertama kali didirikan hingga kini Bhumi Naraya Farm berintegerasi dengan membuat jaringan kepada sesama peternak dan masyarakat setempat. Hal ini dibuktikan dengan perekrutan sumber daya manusia yang diserap di sekitar kawasan Sleman dan bahkan di luar Provinsi D. I. Yogyakarta. Jumlah tenaga kerja yang dipekerjakan pada perusahaan ini adalah sepuluh orang yang terdiri dari 2 wanita dan 8 pria. Kesepuluh pekerja ini dibagi pembagian tugas yang biasanya dilakukan setiap pagi. Visi dan Misi Perusahaan Visi dari PerusahaanBhumi Nararya Farm adalah sebagai penyedia bibit ternak kambing perah. Misi dari PerusahaanBhumi Nararya Farm adalah menghasilkan atau menyediakan bibit-bibit ternak kambing perah yang unggul dengan memadukan ilmu, teknologi, dan kearifan. Struktur Organisasi Perusahaan Menurut Rahmadana (2002), organisasi terjadi apabila terdapat dua orang atau lebih bekerja sama menjalankan pekerjaan untuk mencapai tujuan yang dikehendaki bersama. Oang atau kelompok orang yang bekerjasama seakan-akan melakukan pekerjaannya terpisah dari kelompok lain. Mereka bekerja sesuai dengan tugas dan pekerjaan masing-masing. Misalnya, bagian pembukuan, produksi, personalia, dan pemasaran. Struktur organisasi juga sangat mempengaruhi prosedur dan efektivitas proses penyampaian komunikasi. Struktur organisasi yang berlaku dalam setiap perusahaan akan membentuk proses komunikasi yang berbeda-beda antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya. Struktur organisasi pada Nararya Farm digambarkan pada Gambar 2. Gambar 2. Struktur organisasi perusahaan Bhumi Nararya Farm Struktur organisasi pada Bhumi Nararya Farm adalah diatasi oleh pemimpin perusahaan yang memberi arahan kepada kepala kandang, kemudian kepala kandang memberi arahan kepada anak kandang yang terbagi dalam pembagian tugas seperti pemberian konsentrat, pemberian hijauan, pemprosesan fermentasi, dan pengolahan limbah. Dijelaskan oleh Anwar (2011), fungsi manajer atau kepala kandang yaitu mengontrol pekerja kandang secara langsung dan membagi kerja anak kandang. Sedangkan, fungsi dari anak kandang yaitu melakukan pekerjaan yang telah diperintahkan oleh kepala kandang dengan baik dan mengikuti segala peraturan yang telah dibuat. Pemilik perusahaan menjadi penanggung jawab utama atas perusahaan yang dimiliki. Berdasarkan hasil pengamatan, struktur organisasi pada Bhumi Nararya masih dalam bentuk organisasi tradisional atau kecil karena tidak terdapat pembagian kerja secara sistematis, spesialisasi, standarisais, maupun stabilitas. Pada perusahaan ini terdaat rangkap jabatan yang dilakukan oleh kepala kandang yang merangkap sebagai manajer keuangan. Fungsi dari manajer keuangan dijelaskan oleh Anwar (2011) yang menyatakan bahwa ada tiga macam fungsi manajemer keuangan yaitu keputusan investasi, keputusan pembelanjaan kegiatan usaha, dan keputusan deviden. Berdasarkan hasil diskusi yang dilakukan, diketahui bahwa struktur organisasi yang dimiliki oleh Bhumi Nararya Farm belum sesuai dengan literatur yang ada. Bidang Usaha yang dijalankan Usaha yang dijalankan oleh PerusahaanBhumi Nararya Farm merupakan usaha yang bergerak disubsistem agrobisnis hulu dan budidaya atau onfarm.PerusahaanBhumi Nararya Farm menyediakan bibit-bibit ternak kambing perah, selain itu juga menyediakan ternak pedaging, yaitu berupa domba-domba. Permintaan akan pedaging atau domba meningkat saat datangnya musim lebaran haji (Idul Adha). BAB III MANAJEMEN AGRIBISNIS PADA PERUSAHAAN Hubungan Subsistem pada Perusahaan Manajemen Agrobisnis sangatlah terkait dengan berbagai subsistem, mulai dari subsistem hulu, tengah dan hilir. Konsep perusahaan dan sistem agribisnis dimunculkan untuk merubah paradigm petani-peternak bahwa mereka bukan hanya sebagai petani-peternak atau buruh tani ternak atau pengusaha tani tetapi juga sebagai “manajer” atau pengelola perusahaan agribisnis yang berkedudukan setara dengan perusahaan agribisnis lainnya yang berada di subsistem hulu dan subsistem hilir (Nurlina, 2005).Perusahaan Bhumi nararya melakukan kegiatan sub sistem mulai dari hulu, on farm (pemeliharaan), namun tidak terlibat dalam subsistem hilir. Subsistem terkait dengan hulu adalah penyediaan bahan baku, perencanaan waktu produksi, pengorganisasian, sedangkan subsistem on farm terkait dengan pemeliharaan hingga menghasilkan cempe. Subsistem hilir yang dilakukan adalah terkait dengan pemasaran produk. Output yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut adalah cempe, sehingga tidak ada pengolahan pasca panen. Martodireso dan Widada (2002), menyatakan bahwa pengembangan agribisnis terdapat 4 subsistem, yaitu subsistem hulu (penyediaan sarana produksi), subsistem on farm (proses produksi dan jasa), subsistem hilir (pengolahan dan pemasaran), dan subsistem penunjang yaitu melaksanakan penyuluhan. Berdasarkan data yang diperoleh, diketahui bahwa perusahaan Bhumi Nararya menjalankan subsistem hulu da onfarm. Manajemen bahan baku dan pengorganisasian Manajemen Agrobisnis sangatlah terkait dengan berbagai subsistem, mulai dari subsistem hulu, tengah dan hilir. Konsep perusahaan dan sistem agribisnis dimunculkan untuk merubah paradigm petani-peternak bahwa mereka bukan hanya sebagai petani-peternak atau buruh tani ternak atau pengusaha tani tetapi juga sebagai “manajer” atau pengelola perusahaan agribisnis yang berkedudukan setara dengan perusahaan agribisnis lainnya yang berada di subsistem hulu dan subsistem hilir (Nurlina, 2005). Gambar 3. Konsep system dan keterpaduan agribisnis (Antara, 2009) Perusahaan Bhumi nararya melakukan kegiatan sub sistem mulai dari hulu, on farm (pemeliharaan), namun tidak terlibat dalam subsistem hilir. Subsistem terkait dengan hulu adalah penyediaan bahan baku mulai pakan, semua hal yang terkait dengan penunjang produksi, perencanaan waktu produksi, pengorganisasian, sedangkan subsistem on farm terkait dengan pemeliharaan hingga menghasilkan cempe. Output yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut adalah cempe, sehingga tidak ada pengolahan pasca panen. Skema kegiatan agribisnis di perusahaan Bhumi Nararya sebagai berikut: Gambar 4. Skema manajemen agrobisnis di Bhumi Nararya Martodireso dan Widada (2002), menyatakan bahwa pengembangan agribisnis terdapat 4 subsistem, yaitu subsistem hulu (penyediaan sarana produksi), subsistem on farm (proses produksi dan jasa), subsistem hilir (pengolahan dan pemasaran), dan subsistem penunjang yaitu melaksanakan penyuluhan. Berdasarkan data yang diperoleh, diketahui bahwa perusahaan Bhumi Nararya, bergerak pada subsistem hulu dan onfarm, namun tidak terkait dengan subsistem hilir. Manajemen bahan baku dan Pengorganisasian Manajamen bahan baku meliputi harus memperhatikan lokasi memperoleh bahan baku, kebutuhan bahan baku untuk produksi, dan ketersediaannya. Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam manajemen bahan baku adalah ketersediaan bahan baku, lokasi untuk memperoleh dan biaya yang harus dikeluarkan (Herjanto,). Perusahaan bumi Nararya dalam manajemen bahan baku sudah cukup baik, perusahaan tersebut memperoleh bahan baku dari luar kota sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan seperti pakan, hewan ternak, serta fasilitas penunjang produksi. Organsisasi adalah sekumpulan orang yang bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu (Gania, 2006). Bentuk-bentuk organisasi bisnis secara umum adalah dalam bentuk single yang merupakan bentuk organisasi yang dimiliki satu orang pemilik, partnership yang merupakan bentuk organisasi yang dimiliki lebih dari satu orang, corporation yaitu suatu asosiasi individu-individu yang bekerja sama, dan secara undang-undang diharuskan menggunakan sebuah umum, dan koperasi yaitu organisasi yang berasaskan kekeluargaan (Widiati, 2013). Lokasi praktikum yaitu diperusahaan bumi Nararya memiliki bentuk organisasi single, karena perusahan tersebut hanya dimiliki oleh satu orang saja dan sudah ada pembagian tugas yang jelas dari masing-masing pekerja untuk mempermudah koordinasi. Berdasarkan data yang diperoleh, diketahui bahwa fungsi manajamen pengorganisasian di perusahaan bhumi Nararya sesuai dengan literatur Manajemen Pengoperasian dan Pengawasan Produksi Manajemen operasi merupakan pengelolaan aktivitas yang diperlukan untuk mengubah serangkaian input menjadi output dan mendistribusikan output/produk tersebut ke tangan konsumen. Kegiatan operasi merupakan kegiatan sehari-hari yang dilakukan industri atau pabrik. Tujuan utama dari manajemen produksi adalah mengatur produksi barang-barang dan jasa-jasa dalam jumlah, kualitas, harga,waktu serta tempat teryentu sesuai dengan kebutuhan (Ali, 2011). Manajemen pengoperasian pada Nararya Farm dilakukan oleh Kepala kandang dan pimpinan perusahaan. Pimpinan perusahaan bersama dengan kepala kandang melalui proses perencanaan untuk merencanakan jenis produksi apa yang akan dijalankan oleh perusahaan. Input dari usaha ini adalah bibit unggul kambing dan domba yang nantinya akan menghasilkan produk berupa kambing perah dan domba potong, sehingga dapat dikatakan bahwa tipe produksi Bhumi Nararya Farm adalah berkesinambungan. Hal tersebut sesuai dengan Ali (2011) yang menyatakan bahwa produksi dikatakan berkesinambungan apabla arus masukan berlangsung terus menerus dan menghasilkan keluaran yang sama. Tipe produksi lainnya yaitu tipe produksi terputus-putus. Setelah melewati proses cukup panjang dengan pertimbangan pasar, sumber daya, dan target produksi, jenis usaha yang direncanakan adalah usaha pembibitan kambing perah dan domba potong.Suwinardi (2013) menyatakan terdapat sub-sistem yang berhubungan dan saling terintegrasi. Sub-sistem pertama yaitu perencanaan bisnis, perencanaan pemasaran, perencanaan agregat, dan perencanaan sumber daya. Bhumi Nararya Farm berlokasi di kaki Gunung Merapi, tepatnya di Dusun Kemirikebo, Girikerto, Turi, Sleman, Yogyakarta. Perusahaan yang memiliki luas tanah sekitar 12.000 m2. Pasar yang dituju oleh Bhumi Nararya adalah masyarakat sekitar yang berprofesi sebagai peternak. Bhumi Nararya menyediakan bibit yang nantinya akan digunakan oleh peternak sekitar daerah Turi untuk dikembangkan. Dilihat dari ketersediaan tenaga kerja, kawasan ini menawarkan tenaga kerja yang berasal dari penduduk lokal yang memiliki kompetensi yang baik dalam memelihara ternak karena sebagian besar berprofesi sebagai peternak. Lokasi ini dekat dengan sumber pakan sehingga mempermudah untuk pengambilan dan penyediaan pakan hijauan. Lokasi Bhumi Nararya dekat dengan rumah penduduk, namun sesuai dengan pemaparan pemilik perusahaan, tidak dirasakan adanya protes dari masyarakat sekitar berkaitan dengan limbah peternakan. Hal ini disebabkan oleh sebagian besar penduduk bekerja sebagai peternak sehingga terjadinya hubungan mutualisme/saling menguntungkan. Untuk akses transportasi, peternakan ini tidak terlalu dekat dekat pelabuhan, stasiun, terminal, ataupun bandara. Namun, tersedianya akses jalan raya untuk menuju peternakan ini dengan rambu-rambu penunjuk yang membantu mengarahkan pengunjung. Perencanaan lokasi ini telah sesuai dengan Widiati dan Kusumastuti (2013) yang menyatakan terdapat beberapa factor yang perlu diperhatikan, yaitu sumber bahan baku, ketersediaan tenaga kerja, dan lokasi pasar. Perencanaan layout pada Bhumi Nararya dimaksudkan untuk mempermudah hal pemeliharaan ternak. Widiati dan Kusumastuti (2013) menyatakan bahwa tata letak perusahaan merupakan suatu landasan utama karena akan menentukan efisiensi dan efektivitas kegiatan produksi, serta dapat menentuka kelangsungan atau keberhasilan suatu perushaan. Keterangan : 1) kandang 01 2) kandang 02 3) kandang 03 4) kandang 04 5) kandang 05 6) kandang 06 7) kandang 07 8) kandang 08 9) kandang 09 10) kandang 10 11) kandang 11 12) kandang umbaran 13) pengolahan pakan 14) pengolahan pupuk 15) kamar mandi 16) penampungan pupuk 17) gudang 18) UGD 19) kantor 20) umbaran 21) pemandian 22) pengolahan pakan 23) gudang 24) ruang serbaguna 25) kamar mandi 26) kolam ikan 27) bak air 28) rumah perah. Gambar 5. Tata letak kandang Bhumi Nararya Farm Setelah sesuai dengan perencanaan yang ada, maka perlu dilakukan pengendalian proses terhadap pembelian, persediaan, dan mutu. Pimpinan perusahan memberikan arahan kepada kepala kandang yang kemudian bertugas menyampaikan arahan tersebut kepada anak kandang. Penugasan kepada anak kandang dapat dibagi menjadi penugasan pada bagian konsentrat, bagian hijauan, bagian fermentasi, dan lain-lain. Pimpinan perusahaan dan kepala kandang bersama-sama melakukan pengawasan saat pengambilan bahan baku dan pengawasan kualitas perusahaan dengan memantau proses produksi yang dilakukan oleh pekerja, baik pengawasan terhadap tata cara memberi perlakuan terhadap ternak ataupun pengawasan terhadap penggunaan mesin yang digunakan. Namun, pimpinan perusahaan juga melakukan pengawasan terhadap sistem produksi perusahaan dengan datang langsung dan memantau para pekerja (Suwinurtadi, 2013). Kepala kandang memberi arahan kepada anak kandang untuk melakukan tugas sesuai dengan SOP yang telah dibuat agar produksi yang dihasilkan memuaskan, persediaan mencukupi, kualitas baik, serta dengan ongkos minim.Hal tersebut diperkuat dengan pendapat Hatani (2008) yang menyatakan bahwa, pengawasan kualitas produksi pada suatu perusahaan dilaksanakan melalui dua tahap yaitu: pengawasan kualitas proses produksi adalah pengawasan yang dititiberatkan pada kegiatan-kegiatan dalam proses pembuatan produk yang mengarah pada pengawasan bahan baku, tenaga kerja, mesin dan metode, kemudian dilakukan pengawasan kualitas hasil akhir yaitu berupa kegiatan untuk memeriksa hasil akhir produksi apakah sudah sesuai dengan rencana, dalam hal ini penentuan produk yang baik dan memenuhi standar yang ditetapkan. Tenaga kerja yang dipekerjakan pada Bhumi Nararya berjumlah 10 orang. Pembagian tugas kesepuluh pekerja ini ditentukan oleh kepala kandang yang dibagi menjadi petugas konsentrat, petugas hijauan, petugas perkandangan, dan breeding. Pekerja merupakan warga sekitar daerah Bhumi Nararya yang telah memiiki pengetahuan terkait bidang peternakan. Jam kerja ini dibagi menjadi tiga shift yaitu shift pagi, shift sore, dan shift malam. Pekerja digaji berdasarkan UMR, yaitu Rp. 1.200.000,00. Hal ini sesuai dengan …… Pengendalian mutu. Menurut Widiati dan Kusumastuti (2013)terdapat dua macam pengendalian mutu, yaitu pengendalian masukan dan pengendalian keluaran. Pedoman dalam melakukan pengendalian mutu adalah: memeriksa sekurang-kurangnya sejumlah sampel untuk menjamin mutu, kesesuaian dengan kebutuhan pelanggan, dan jumlah retur yang telah didistribusikan kepada konsumen. Pengendalian mutu ini dilakukan oleh pemilik perusahaan dan kepala kandang secara langsung. Beberapa hal yang dilakukan saat pengecekan mutu yaitu memeriksa sampel pakan secara berkala dan mencatat tanggal masuknya pakan terebut. Selain itu, dilakukan pula control terhadap ternak yang sakit, apabila ternak tersebut masih bisa diobati maka akan diobati hingga sembuh, namun apabila penyakit yang menyerang sudah terlalu parah maka akan dipilih untuk dipotong. Manajemen Keuangan. Manajemenen keuangan perusahaan adalah aktivitas yang terkait dengan perencanaan dan pengendalian, perolehan serta pendistribusian asset asset keuangan perusahaan. Aktivitas yang dilakukan pada umumnya berhubungan dengan penentuan keputusan investasi jangka panjang. Perolehan dana untuk investasi dana tersebut serta pelaksanaan kegiatan operasional keuangan perusahaan (Handono, 2004). Berdasarkan hasil wawancara saat praktikum, diketahui produk-produk yang dihasilkan di Bhumi Narariya dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Daftar Harga Produk Bhumi Narariya Farm No. Produk Satuan Harga Keterangan 1 Persilangan Saanen Rp 1.500.000 Rp 20.000.000 Pejantan 2 Boer Rp 1.200.000 Rp 20.000.000 Pejantan 3 Merino Rp 1.300.000 4 DET Rp 3.000.000 5 Jawa Randu 1-2 juta rupiah 6 Senduro Rp 1.800.000 7 8. Garut Pupuk kandang 35kg 50 kg Rp 1.500.000 Rp. 23.000 Ketika ditanyakan perihal kerjasama antara pemerintah dengan perusahaan yang dijalankan, pimpinan kandang menyatakan bahwa belum adanya bantuan dari pemerintah. Akan tetapi, dengan keberadaan perusahaan yang hingga kini masih terus menjalankan usahanya, maka dapat diketahui jika perusahaan mampu mengelola keuangannya dengan baik. Rincian data keuangan perusahaan Bhumi Narariya digambarkan pada Tabel 2. Tabel 3. Rincian Keuangan Bhumi Nararya Farm Rincian Nominal (Rp) Biaya input - Kambing 60 ekor perbulan (@1.600.000) - Domba 100ekor (@2.000.000) 96.000.000 200.000.000 -Pupuk organik 25 (@23.000) 575.000 Total 296.575.000 Biaya output - Pakan 30.000.000 -Gaji karyawan (10 @Rp 1.200.000) 12.000.000 - Listrik dan air 700.000 Total 42.700.000 Laba 253.875.000 Berdasarkan data dari tabel rincian keuangan Bhumi Nararya Farm dapat diketahui bahwa total biaya input sebesar Rp 253.875.000, sedangkan biaya output seperti biaya produksi termasuk pakan, gaji karyawan,listrik, air, adalah sebesar Rp 42.700.000 Berdasarkan biaya input yang diperoleh tinggi dan biaya outputnya yang rendah maka keuntungan yang diperoleh perusahaan sangat besar. Hasri et al., (2001) menyatakan bahwa untuk menghitung keuangaan bersih dalam suatu usaha dapat dilakukan dengan cara pendapatan yang diperoleh dikurangkan dengan biaya pengeluaran, kemudian hasilnya positif. Hasil praktikum apabila dibandingkan dengan literatur sudah sesuai karena hasilnya adalah positif yang artinya untung. Manajemen Pemasaran Konsep pemasaran menurut Shinta (2011) adalah suatu proses dan manajerial yang membuat individu atau kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk yang bernilai kepada pihak lain atau segala kegiatan yang menyangkut penyampaian produk atau jasa mulai dari produsen sampai konsumen. Menurut Widiati dan Kusumastuti (2013), konsep pasar, dalam sistem pemasaran terjadi proses aliran barang dan jasa dari produsen sampai dengan konsumen akhir pada posisi sama-sama tidak dirugikan. Kegiatan pemasaran harus menghasilkan win-win solution artinya pelanggan ingin membeli produk kalau produk tersebut seuai dengan keinginanya. Perusahaan dapat memperoleh profit dari produk yang dihasilkanya kalau produk tersebut dibeli oleh pelanggan. Menurut Shinta (2011), fungsi manajemen pemasaran ada kegiatan menganalisis yaitu analisis yang dilakukan untuk mengetahui pasar dan lingkungan pemasarannya, sehingga dapat diperoleh seberapa besar peluang untuk merebut pasar dan seberapa besar ancaman yang harus dihadapi. Bauran pemasaran merupakan strategi yang dijalankan perusahaan, yang berkaitan dengan penentuan, bagaimana perusahaan menyajikan penawaran produk pada satu segmen pasar tertentu, yang merupakan sasaran pasarannya. Jumlah ternak yang terjual dalam sehari berkisar antara 2 sampai dengan 3 ekor ternak, sehingga dalam sebulan perusahaan ini dapat menjual 60 ekor kambing dan 100 domba. Peningkatan permintaan terhadap produk yang dihasilkan terjadi ketika hari raya Qurban dan adanya Aqiqah. Ketika terjadi peningkatan permintaan yang terlalu tinggi, perusahaan Bhumi Nararya memanfaatkan anggota kemitraan yang dimiliki. Sehingga, apabila kandang pada perusahaan tidak dapat mencukupi untuk menampung sejumlah ternak yang diminta, Bhumi Nararya memanfaatkan anggota kemitraan untuk memenuhi permintaan tersebut. Pada perusahaan ini belum adanya differensiasi produk. Penyediaan produk pada Bhumi Nararya tergantung pada pesanan pelanggan (trading). Bhumi Nararya telah memiliki pelanggan tetap, beberapa diantaranya adalah peternak-peternak kambing perah yang lokasinya tidak jauh dari perusahaan ini dan pengusaha-pengusaha sate domba baik yang berada di daerah Yogyakarta maupun luar daerah Yogyakarta. Salah satu kelebihan dari perusahaan ini adalah sudah memiliki sistem promosi yang baik, salah satu contohnya yaitu melalui media sosial. Media sosial yang digunakan untuk promosi adalah Facebook dan penjualan online pada web perusahaan. Selain itu, promosi juga dilakukan dengan menampilkan iklan pada Koran dan membuat selebaran-selebaran. Media sosial dianggap lebih efektif dibanding dengan metode promosi yang lain, hal ini dikarenakan dengan menggunakan media sosial tidak dibutuhkan biaya yang tinggi. Selain itu, permintaan ternak dapat datang tidak hanya dari peternak-peternak Yogyakarta, namun dapat juga datang dari luar seperti dari Jakarta, Kalimantan, dan Surabaya. Produk permintaan dari luar Yogyakarta biasanya berupa daging domba yang nantinya akan diolah dan dipasarkan dalam bentuk sate.Pimpinan kandang mengatakan bahwa tidak dirasakannya kompetisi antar peternak yang terdapat disekekliling perusahaan ini. Hubungan yang terjadi antar peternak dengan perusahaan ini adalah saling membantu. Bhumi Nararya mencoba memenuhi penyediaan bibit untuk peternak-peternak kecil. Promosi merupakan elemen yang penting dalam pemasaran, dengan kegiatan promosi perusahaan dapat memperkennalkan suatu produk atau jasa kepada konsumen, dengan demikian konsumen akan mengetahui adanya suatu produk barang atau jasa. Fungsi promosi adlaah untuk mencapai tujuan komunikasi dengan konsumen. Promosi berperan dalam menghasilkan penyampaian informasi yang baik kepada konsumen akan manfaat dan kelebihan suatu produk barang atau jasa sehingga dapat mempengaruhi benak konsumen tersebut (Anggraeni, 2013). Kendala yang sering muncul adalah pada efisiensi anggaran untuk media komunikasi pemasaran. Teknologi informasi khususnya internet sangat mempengaruhi dunia marketing, bahkan pemanfaatan internet untuk marketing dianggap sebagai trend setter. Facebook Marketing merupakan salah satu cara pemasaran melalui internet dengan memanfaatkan fungsi-fungsi yang ada pada jejaring sosial Facebook. Dengan Facebook Marketing pengusaha tidak hanya melaksanakan proses bisnis pemasaran, namun juga dapat berkomunikasi dengan pelanggan-pelanggannya. Facebook Marketing merupakan solusi komunikasi pemasaran modern (Mutaqqin, 2011). Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan, diketahui bahwa metode promosi yang dilakukan telah sesuai dengan literature yang ada. Perusahaan Bhumi Nararya Farm bekerjasama dengan para peternak yang ada di sekitar lokasi Perusahaan Bhumi Nararya Farm dan juga kemitraan yang ada di Klaten dan Wonosobo, sehingga mereka saling menguntungkan satu dengan yang lainnya. Pembelian ternak dilakukan dengan menghitung bobot badan dari ternak tersebut. Usaha yang dijalankan Perusahaan Bhumi Nararya Farm sudah cukup baik. Pemasaran produk sudah berkembang mulai dari peternak di sekitar lokasi, antar kota, hingga antar pulau seperti Kalimantan. Walaupun jumlah penjualan produk tidak menentu, namun penjualan Perusahaan Bhumi Nararya Farm terjadi secara continue atau dapat juga dikatakan selalu ada. ANALISIS SWOT Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats). Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, strategi, dan kebijakan perusahaan. Dengan demikian perencana strategis (strategic planner) harus menganalisis faktor-faktor strategis (kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman) dalam kondisi yang ada saat ini (Rangkuti, 2001). Berdasarkan pengamatan saat praktikum, analisis SWOT pada Bhumi Nararya adalah Strengths (Kekuatan) Kekuatan yang dimiliki oleh Bhumi Nararya adalah berani dalam mengambil resiko untuk bergerak di sector pembibitan. Usaha pembibitan merupakan usaha yang memiliki resiko tinggi.Usaha pembibitan memiliki peluang yang cukup besar sehingga dapat menghasilkan keuntungan yang tinggi pula. Bhumi Nararya telah memiliki pasar tersendiri, yaitu peternak kambing perah yang berada di sekitar Turi, Yogyakarta dan beberapa pengusaha sate yang secara berkala mengabil domba untuk diolah menjadi sate. Penjualan dilakukan secara langsung atau melalui media sosial. Bhumi Nararya sendiri tidak memiliki Kelebihan lain dari Bhumi Nararya adalah telah memiliki sistem pemasaran yang baik, salah satu inovasi yang dilakukan adalah penjualan melalui sosial media, yaitu facebook. Dengan menggunakan soisal media, Bhumi Nararya tidak hanya bisa merangkul konsumen di Yogyakarta atau pulau Jawa saja, namun dapat menjangkau hingga luar pulau Jawa seperti Kalimantan. Andreani (2013) menyatakan bahwa beberapa kelebihan sosial media adalah media sosial memberikan kesempatan untuk berinteraksi lebih dekat dengan konsumen. Selain itu, dengan media sosial juga dapat membangun merek dagang karena melalui percakapan media sosial dapat menyajikan cara sempurna untuk meningkatkan brand awareness, meningkatkan pengenalan dan ingatan akan merek dan meningkatkan loyalitas merek. Weakness (Kelemahan) Kelemahan pada Bhumi Nararya adalah belum adanya manajer keuangan. Posisi manajer keuangan masih dipegang oleh pemilik perusahaan, sehingga masih adanya rangkap jabatan. Dalam sebuah perusahaan harus ada struktur organisasi sehingga pembagian tugas menjadi jelas hal ini dijelaskan oleh Azwar (2011) menyatakan bahwa untuk membentuk suatu perusahaan yang berkelanjutan dibutuhkan pembagian tugas yang sistematis, Dengan adanya pembagian tugas yang jelas nantinya diharapkan tidak adanya timpang tindih tugas pekerjaan yang akan membuat pekerja tidak focus pada pekerjaan yang telah diberikan. Opportunity (peluang) Beberapa kesempatan yang potensial untuk dikembangkan oleh Bhumi Nararya adalah membuka penjualan pakan, pengolahan limbah, dan pengolahan pasca panen. Usaha pembibitan merupakan usaha bidang hulu yang berkaitan langsung dengan menghasilkan ternak yang berkualitas baik nantinya. Pengolahan pasca panen juga dianggap menjadi salah satu peluang yang sangat besar untuk dilakukan. Peternakan kambing perah ini belum melakukan pengolahan susu kambing dengan baik. Apabila dilakukan pengolahan terhadap susu yang dihasilkan menjadi susu pasteurisasi, keju, ataupun produk olahan lainnya sehingga akan menimbulkan differensiasi produk dan menghasilkan keuntungan.Pengembangan produk menurut Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (2005) dapat dianggap suatu peluang dalam menyediakan pasokan produk. Kedepannya produk peternakan diharapkan menjadi produk yang lebih beragam, hal ini terkait dengan berbagai isu global dan kecenderungan preferensi konsumen yang makin berkembang di masa depan. Threat (ancaman) Usaha di bidang peternakan merupakan usaha yang memiliki resiko yang cukup tinggi karena berhubungan langsung dengan makhuk hidup. Beberapa ancaman yang dirasakan adalah penyakit. Ancaman lainnya juga muncul dari perusahaan sejenis. BAB IV PENUTUP Kesimpulan Bhumi Nararya Farm merupakan perusahaan perseorangan yang bergerak dibidang hulu dan on farm. Struktur organisasi Bhumi Nararya Farm belum mempunyai kejelasan. Daerah pemasaran sudah mencapai daerah luar jawa seperti Kalimantan. Berdasarkan estimasi laporan keuangan dapat disimpulkan bahwa Bhumi Nararya Farm memperoleh keuntungan dari usahanya. Saran Perusahaan Bhumi Nararya Farm perlu adanya kejelasan dalam struktur organisasi karena dengan adanya struktur organisasi yang jelas akan jelas mengenai tugas-tugas dari semua pekerja yang ada di perusahaan. DAFTAR PUSTAKA Anggraeni, D. 2013. Sistem Pemasaran. Diakses pada 8 Mei 2015 pada laman http://repository.widyatama.ac.id/xmlui/bitstream/handle/123456789/2696/Bab%202.pdf?sequence=7 Annisah, A. 2011. Manajemen produksi dengan penjadwalan tertata bertujuan mengoptimalkan produktifitas ternak. Universitas Sumatera Utara. Sumatera Utara Anonim. 2013. Bhumi Naraya Farm. Diakes pada 6 Mei 2015 jam 7 : 49 di laman http://bhuminararya.com Ernawati, Y. 2007. Pengelolaan kandang dan domba. Badan Pengakajian Teknologi Pertanian, Jawa Tengah Gania, gina. 2006. Perilaku dan manajemn organisasi. Erlangga. Jakarta. Hatani, La. 2008. Manajemen Pengendalian Mutu Produksi Roti Melalui Pendekatan Statistical Quality Control (Sqc) (Studi Kasus Pada Perusahaan Roti Perusahaan Roti Rizki Kendari). Fakultas Ekonomi Universitas Haluoleo. Sulawesi Tenggara. Herjanto, Eddy. 2007. Manajemen operasional. Grasindo. Jakarta Martodireso, Sudadi dan Widada A. S. 2002.Agribisnis kemitraan usaha bersama. Kanisius. Yogyakarta Muttaqin, Z. 2011. Facebook Marketing dalam komunikasi pemasaran modern. Fakultas Teknik Universitas Pesantre Tinggi Darul ‘Ulum (Unipdu) Jombang Kompleks Ponpes Darul ‘Ulum Rejoso Peterongan Jombang Jatim. Teknologi, VOL. 1, NO. 2, JULI 2011 Nurlina, Lilis. 2005. Pemberdayaan peternak melalui Pengembangan koperasi agribisnis Peternakan sapi perah Rahmadana, M.Fitri dan Widho Bijaksana. 2002. Pengaruh Sistem Informasi Manajemen dan Struktur Organisasi Terhadap Efektivitas Pengambilan Keputusan Pada Kantor Pelayanan Bea dan Cukai Tipe A Belawan. Fakultas Ekonomi. Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara. RSPA.2015. Animal Walfare. Diakses pada 7 Mei 2015 jam 01:00 di laman http://rspca.org.uk. Shinta, Agustina. 2011. Manajemen Pemasaran. UB Press. Malang. Suwiardi. 2013. Sistem Perencanaan dan Pengendalian produksi. RBITH Vol. 9 No. 1 MARET 2013 : 42 – 47 42 Tedjasutisna, Ating. 1999. AdministrasiPerkantoran. Armico. Bandung. Widi, M.S.T. 2007. Beternak Domba. PT Intan Sejati. Klaten Widiati, R., dan Kusumastuti, T.A. 2013. Manajemen Agribisnis Aplikasi pada Industri Peternakan. CGS Press. Yogyakarta Anwar, K. R. 2011. Analisis kinerha keuangan pada PT Mega Indah Sari Makassar. Fakultas Ekonomi jurusan manajemen Universitas Hassanudin Makassar. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian. 2005. Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis sapi. Departemen Pertanian LAMPIRAN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger

Sedang apa hari ini

Sedang apa hari ini
Kegitan sehari-hari

Translate